30 September 2009

Bermain dan Kreativitas Anak Usia Prasekolah

[ Download ]

Dunia anak adalah dunia bermain. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan mainan dalam kehidupan mereka. Manfaat bermain bagi anak sangat besar.

DENGAN bermain anak-anak akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru dari segi-segi kehidupan. Bermain juga dapat melatih anak untuk mempersiapkan peranan-peranan yang akan mereka lakukan kelak di kemudian hari.

Lebih dari itu, bermain dapat merangsang daya imajinasi anak. Dengan berkembangnya imajinasi, kecerdasan dan kreativitas anak akan berkembang. Itulah sebabnya, berdasarkan penelitian, anak-anak yang mempunyai banyak kesempatan bermain dan mengembangkan imajinasinya, memiliki kreativitas dan kecerdasan yang lebih tinggi daripada anak-anak yang kurang bermain dan berkhayal.

Ada lima definisi tentang bermain pada anak, yaitu:
1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak.
2. Bersifat spontan dan sukarela.
3. Melibatkan peran serta aktif anak.
4. Tidak memiliki motivasi ekstrinsik (rangsangan dari luar dirinya), namun lebih bersifat intrinsik (dorongan dari dalam diri).
5. Memiliki hubungan sistematis yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial, dan sebagainya.

Prinsip pendidikan

Menyadari pentingnya kegiatan bagi anak, selayaknya perlu disediakan juga mainan yang cukup bagi anak-anak kita. Namun, di dalamnya harus tetap diperhatikan prinsip pendidikannya. Mainan harus dapat melatih keterampilan mereka dan mengandung unsur-unsur baru yang harus ditemukan oleh anak itu sendiri.

Idealnya mainan harus mengandung beberapa unsur sebagai berikut:1. Harus mempunyai bentuk yang realistik.
2. Harus mempunyai bentuk yang mudah dikuasai dan digunakan oleh anak.
3. Harus mempunyai bentuk yang dapat dilepas, disusun, dan dipasang dengan mudah oleh si anak. Hal ini untuk merangsang keterampilan dan kreativitas anak.
4. Harus terdiri atas bagian-bagain yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam model oleh si anak. Ini juga dimaksudkan untuk merangsang imajinasi anak di samping memberikan pengalaman dan pengetahuan baru.

Oleh karena itu, sebagai orang tua maupun pendidik, kita tidak bisa sembarangan memberikan mainan kepada anak-anak. Apalagi kalau mainan tersebut dapat membahayakan si anak. Keempat unsur di atas merupakan ukuran yang ideal bagi kita dalam memilih mainan bagi anak.

Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, sesungguhnya bermain mengandung unsur pendidikan yang tidak kalah pentingnya dengan belajar melalui buku teks. Adakalanya orang tua yang salah dalam memahami pendidikan, kerap mengabaikan aktivitas bermain anak. Mereka menganggap bermain hanyalah membuang-buang waktu. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa pendidikan adalah belajar dan belajar artinya memahami buku teks sebanyak-banyaknya.

Harus ditegaskan kembali, bermain akan membuat anak mengekspresikan perasaan serta menunjukkan dinamika dalam diri mereka. Bermain yang konstruktif dapat menumbuhkan kematangan emosi anak. Bermain dapat pula melatih anak mencari jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi. Dengan bermain, si anak sebenarnya tengah mempelajari dan mengembangkan pola-pola sosialisasi. Pada sisi inilah, memberikan kesempatan anak bermain secara positif adalah juga upaya kita mendidik mereka dengan benar. ***

Penulis, IMAS RINI, S.Pd. pengajar di PAUD Flamboyan RW O7 Kel. Derwati Kec. Rancasari Kota Bandung.
http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=78812

[ Download ]